Kamis, 29 Maret 2012

Pembuatan Sediaan Malaria

·

Salah satu teknik diagnosis malaria yang paling diyakini dan dapat menemukan jenis serta stadium dari parasit Plasmodium adalah pemeriksaan mikroskopis dengan melakukan pembacaan sediaan darah malaria. Sediaan darah malaria dapat dibuat dalam 2 bentuk, yaitu : 1) Sediaan darah tipis / sedian apus darah dan 2) Sediaan darah tebal / sediaan tetes tebal. Sediaan apusan membutuhkan volume darah relatif sedikit dibandingkan dengan sediaan tetes tebal, sehingga peluang ditemukannya parasit juga relatif lebih sedikit. Apabila pemeriksaan bertujuan untuk hanya identifikasi semata, disarankan menggunakan sediaan tetes tebal karena akan lebih cepat menemukan parasit. Sebaliknya apabila sediaan digunakan untuk menonjolkan morfologi parasit, disarankan membuat sediaan apusan karena dengan sediaan apusan morfologi Plasmodium akan tampak lebih jelas dengan bagian-bagian yang relatif lengkap.
Langkah-langkah pembuatan sediaan malaria dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Disiapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam pengambilan sample darah.
  2. Ujung jari yang akan diambil darahnya, hendaknya diremas/diurut lebih dahulu untuk mengumpulkan darah ke ujung jari.
  3. Usaplah ujung jari yang akan ditusuk menggunakan kapas alkohol 70 % dan biarkan kering angin (jangan ditiup).
  4. Tusuklah ujung jari tersebut menggunakan blood lancet steril.
  5. Teteskan darah yang keluar pada obyek glass. Upayakan pada minimal 2 buah obyek glass (satu untuk sediaan tipis satu lagi untuk sediaan tetes tebal)
  6. Usaplah bekas tusukan lancet menggunakan kapas kering.
  7. Untuk sediaan darah tipis lakukan penggeseran darah pada obyek glass tersebut menggunakan deck glass atau obyek glass lain, sedangkan untuk sediaan darah tebal, lebarkanlah sampel darah kira-kira selebar 1,5 cm. Keringkanlah di udara.
  8.  Lakukanlah pewarnaan dengan larutan Giemsa 1 :  9, selama kurang lebih 5 – 10  menit. (Pada sediaan darah tipis, sebelum diwarnai hendaknya dilakukan fiksasi menggunakan larutan methanol selama 1 menit. Sedangkan pada sediaan darah tebal hendaknya dilakukan proses hemolisis sampai sempurna sebelum diwarnai).
Catatan :
  • Dalam kondisi khusus penelitian/pengambilan data di lapangan seringkali dikembangkan teknik pewarnaan dengan larutan Giemsa pekat untuk sediaan darah tipis dalam rangka mempersingkat waktu pewarnaan dan dapat segera dilakukan pembacaan hasil (Ingat : pembuatan sediaan malaria tidak bertujuan untuk memperoleh apusan darah yang bagus untuk sel-sel darah sebagaimana sediaan untuk hematologi).
  • Perlakuan khusus untuk sediaan tebal biasanya dilakukan teknik autohemolisis dimana pewarna diencerkan lagi dari standart pengenceran sehingga proses hemolisis dapat sekaligus mewarnai sediaan.
  •  Pewarnaan dengan teknik “autohemolisis” lebih mudah dikerjakan dalam staining jar dengan cara merendam, bukan menggenangi sediaan darah kering.
  • Kondisional di lapangan kadang memunculkan teknik smart untuk percepatan mendapatkan hasil namun harus tetap memperhatikan faktor utama proses pembuatan sediaan malaria.
  • Larutan Giemsa yang digunakan harus enceran yang baru.

0 komentar:

Cari Blog Ini

Powered By Blogger

About Me

Foto Saya
anggel indra sakti
hidup dengan kebanggaan,bertarung dengan keberanian,dan mati dengan kehormatan......;;;; -kejujuran -kesetian -kedisiplinan -ketegasan membuat karakter akan menjadi bijak dan dewasa dalam menaggapi masalah....//////???
Lihat profil lengkapku

Pages

Daftar Blog Saya

Popular Posts

Total Tayangan Halaman

apa blog ini membantu?

Pengikut

Blogroll

Blogger templates

Blogger news

Mangekyo Sharingan